BAB 1
PENDAHULUAN
KESEHATAN MASYARAKAT
A. Sejarah Kesehatan Masyarakat di Dunia
Sejarah kesehatan masyarakat di dunia dibagi
menjadi 2 periode. Periode pertama adalah periode sebelum ilmu pengetahuan.
Periode kedua adalah setelah ilmu pengetahuan.
1. Periode
sebelum Ilmu Pengetahuan
Pada
jaman pra sejarah, masyarakat bergantung pada alam. Sistem kepercayaan mereka
masih memerlukan pertolongan para roh nenek moyang. Kehidupan, kematian,
kesehatan dan penyakit dianggap berhubungan dengan roh dan kekuatan alam. Oleh
karena itu, pengobatan dan penyembuhan didominasi oleh ritual roh, kekuatan
alam, dan penyihir.
Di
Mesir Kuno, pentingnya kebersihan sudah ditekankan. Akan tetapi, hal ini
dilakukan untuk tujuan keagamaan dan status sosial, bukan untuk memelihara
kesehatan. Masyarakat sudah memiliki kamar mandi, jamban, dan sumur. Jamban
dibangun bukan karena tinja dapat menularkan penyakit, tetapi tinja menimbulkan
bau dan pandangan yang tidak sedap. Sumur dibuat dengan alasan bahwa minum air
sungai yang mengalir dan kotor itu terasa tidak enak.
Pada
abad ke 1-7, penyakit menular mulai menyerang di berbagai negara di dunia seperti
kolera dan lepra sehingga masalah lingkungan mulai diperhatikan. Pembuangan
kotoran manusia, pengusahaan air minum yang bersih, pembuangan sampah, dan
ventilasi rumah telah tercatat menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada
waktu itu.
Pada
abad 14-18 terjadi wabah pes di China, India, dan Mesir. Ratusan ribu orang
meninggal akibat wabah tersebut. Kejadian ini dinamakan The Black Death. Tahun
1377 di kota Roguasa terdapat peraturan untuk mengisolasi penumpang yang
berasal dari negara tempat terjadinya wabah penyakit pes selama 2 bulan lamanya
supaya terbebas dari penyakit. Selain wabah pes, terjadi juga wabah penyakit
tipus dan kolera.
2. Periode
Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan berdampak pada
seluruh aspek kehidupan manusia termasuk kesehatan. Pada periode ilmu
pengetahuan (abad 19), ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin
untuk mencegah penyakit. Louis Pasteur berhasil menemukan vaksin untuk mencegah
penyakit cacar. Joseph Lister menemukan asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi. William
Marton menemukan ether sebagai obat anestesi pada waktu operasi.
Tahun 1832, Parlemen di Inggris melakukan
penyelidikan dan upaya kesehatan serta mengeluarkan undang-undang untuk
mengatur kesehatan. Pada waktu itu, sebagian besar rakyat Inggris terserang
wabah kolera, terutama yang tinggal di perkotaan yang miskin. Setelah dilakukan
penyelidikan, diketahui bahwa masyarakat hidup pada kondisi sanitasi yang
buruk, sumur berdekatan dengan aliran air kotor dan pembuangan kotoran manusia.
Air limbah yang mengalir terbuka tidak teratur, makanan yang dijual di pasar
dikerumuni lalat dan kecoa.
Pada tahun 1855, dibentuk Departemen Kesehatan
di negara Amerika. Fungsi departemen ini adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan bagi penduduk, termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.
Tahun 1893, mulai dikembangkan pendidikan
untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional. John Hopskin, seorang
pedagang wiski dari Baltimore Amerika
mempelopori berdirinya universitas dan di dalamnya terdapat sekolah kedokteran.
Tahun 1978 Diselenggarakan deklarasi tingkat Internasional
(Alma-Ata). Deklarasi ini menyatakan bahwa Pentingnya tindakan Pemerintah,
Petugas Kesehatan, Masyarakat untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan semua
orang. Deklarasi ini merupakan deklarasi internasional pertama yang
menggarisbawahi pentingnya perawatan kesehatan primer, yang sejak saat itu
diterimaoleh negara-negara anggota WHO sebagai kunci untuk mencapai tujuan
“Kesehatan untuk Semua”.
B. Sejarah Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Sejarah kesehatan masyarakat di
Indonesia dibagi menjadi 2 periode. Pertama masa Pra Kemerdekaan. Kedua pada
masa era kemerdekaan.
1. Masa Pra Kemerdekaan
Tahun 1807, pada masa pemerintahan
Gubernur Jenderal Deandeals, dilakukan praktik persalinan untuk dukun bayi.
Tahun 1851, didirikanlah STOVIA yaitu sekolah pendidikan untuk dokter Tahun
1888 didirikan Laboratorium Kesehatan untuk menanggulangi penyakit beri-beri.
Kemudian pada tahun 1925 dikembangkan daerah percontohan untuk memberantas
cacing tambang dengan melakukan penyuluhan kesehatan oleh dr. Hydrich.
2.
Masa
Kemerdekaan
Tahun 1950, dilakukan Promosi Gizi
“Empat Sehat Lima Sempurna” oleh Menteri Kesehatan. Kemudian pada tahun 1951,
disusun konsep Bandung (Bandung Plan). Konsep ini merupakan cikal bakal
Puskesmas yaitu suatu konsep yang menggabungkan pelayanan kuratif dan
preventif. Pada tanggal 12 November Tahun 1962, dicanangkan kegiatan
pemberantasan malaria dan dijadikan Hari Kesehatan Nasional (HKN). Tahun 1967 diadakan
seminar konsep Puskesmas. Kemudian tahun 1984 dikembangkan Posyandu
C. Definisi Kesehatan Masyarakat
Banyak definisi mengenai kesehatan masyarakat. Diantaranya adalah dari
Winslow (bapak kesehatan masyarakat), Ikatan
Dokter Amerika, dan WHO.
1. Menurut
Winslow (1920), kesehatan masyarakat diartikan sebagai ilmu dan seni untuk
mencegah penyakit, memperpanjang masa hidup dan meningkatkan kesehatan melalui
usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk:
• perbaikan
sanitasi lingkungan
• pemberantasan
penyakit menular
• pendidikan
kesehatan perorangan
• pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosa dini dan pengobatan
• pengembangan
rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang
layak dalam memelihara kesehatannya
2. Ikatan Dokter Amerika (1948) mengartikan bahwa
kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha pengorganisasian masyarakat.
3. WHO (2013) menyatakan bahwa kesehatan masyarakat
mengacu pada semua tindakan terorganisir (baik pemerintah maupun swasta) yang
bertujuan untuk pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan memperpanjang
harapan hidup penduduk secara keseluruhan.
D. Fungsi Kesmas
Kesehatan
masyarakat memiliki tiga fungsi yaitu:
1.
Assesment
Kesehatan masyarakat memiliki fungsi untuk melakukan penilaian dan
pemantauan kesehatan masyarakat dan populasi yang berisiko untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan dan prioritas masalah.
2.
Policy
Development
Fungsi kedua ini terkait dengan perumusan kebijakan publik untuk
memecahkan masalah kesehatan
3.
Assurance
Kesehatan masyarakat memiliki fungsi untuk memastikan semua populasi
memiliki akses pelayanan kesehatan yang tepat dan hemat biaya.
E. Perbedaan Kesmas dan Kedokteran
Kedokteran Klinis dengan kesehatan
masyarakat dapat dibedakan dari beberapa aspek yaitu fokus pekeerjaan, kerangka
waktu, kewenangan, dan edukasi.
Perbedaan
|
Kedokteran
Klinis
|
Kesehatan
Masyarakat
|
Fokus Pekerjaan
|
Individu/Pasien
|
Komunitas
atau masyarakat
|
Kerangka Waktu
|
Selama
usia hidup
|
Antar
generasi
|
Kewenangan
|
Fokus
hak individu/pasien
|
Fokus hak
asasi manusia, keadilan sosial, dan kesehatan lingkungan
|
Edukasi
|
Fokus
pada model biomedis yang menekankan penyembuhan daripada pengobatan
|
Fokus
ke ilmu sosiologi, epidemiologi, antropologi budaya, ekonomi, dll
|
SUMBER PUSTAKA
¢ Adik
Wibowo dan Tim. 2014. Kesehatan Masyarakat di Indonesia: Konsep, Aplikasi,
dan Tantangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
¢ Notoatmodjo.
2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat:Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
¢ Achadi,
Umar Fahmi. 2013. Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
|