BAB 4
EPIDEMIOLOGI
A. Definisi Epidemiologi
- WHO (2013)
The study of the distribution
and determinants of
health-related states or events (including disease) and the application of this
study to the control of disease and other health problem.
- MacMahon & Pugh (1978)
Ilmu yang mempelajari distribusi
dan determinan penyakit pada
populasi
- Last (1996)
Studi tentang distribusi dan determinan dari kondisi atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada
populasi tertentu dan aplikasi studi ini untuk pengendalian masalah kesehatan.
B. Batasan Epidemiologi
Jika ditinjau dari asal kata,
epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Yunani (epi = pada
atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Pada saat ini epidemiologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Dari batasan yang seperti ini, segera
terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat
pokok yakni :
1.
Frekuensi
Masalah Kesehatan
Frekuensi yang dimaksudkan di sini menunjukan kepada besarnya
masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui
frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus
dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang di maksud untuk kemudian di
lanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan
tersebut.
2.
Penyebaran
Masalah Kesehatan
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini
ialah menunjukan kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan
tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan banyak macam-macamnya, yang dalam
epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri manusia (man),
menurut tempat (place), dan menurut waktu (time).
3.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini
ialah menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang
menerangkan frekuensi, penyebaran dan atau pun yang menerangkan penyebab
munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk ini tiga langkah pokok yang
lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab yang dimaksud,
melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan setelah
itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah
kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari
masalah kesehatan tersebut.
C. Manfaat Epidemiogi
Apabila epidemiologi dapat dipahami
dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh berbagai manfaat yang jika
disederhanakan dapat dibedakan atas empat macam yakni:
1.
Membantu
pekerjaan administrasi kesehatan.
Uraian yang disampaikan pada awal bab
ini adalah salah satu contoh dari manfaat epidemiologi dalam administrasi
kesehatan, yakni membantu pekerjaan perencanaan (planning) dari pelayanan
kesehatan. Kecuali itu epidemiologi juga bermanfaat pada pemantauan
(monitoring) dan penilaian (evaluation) suatu upaya kesehatan. Data yang
diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat
apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (pemantauan)
dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (penilaian).
2.
Dapat
menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan.
Uraian yang disampaikan dalam butir
tiga dari ruang lingkup epidemiologi adalah contoh dari manfaat epidemiologi
dalam menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan. Dengan diketahuinya
penyebab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah
penanggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan dan ataupun yang
bersifat pengobatan.
3.
Dapat
menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit.
Salah satu dari masalah kesehatan
yang amat penting ialah tentang penyakit. Dengan menggunakan metoda
epidemiologi dapatlah diterangkan riwayat alamiah perkembangan suatu penyakit
(natural history of disease). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat
penting dalam penggambaran perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan
tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit
sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan.
Bantuan epidemiologi dalm menerangkan
perkembangan alamiah suatu penyakit ialah melalui pemanfaatan keterangan
tentang frekuensi dan penyebaran penyakit, terutama penyebaran penyakit menurut
waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit,
dapatlah diperkirakan perkembanga penyakit tersebut.
4.
Dapat
menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan.
Karena epidemiologi mempelajari
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh
keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaaan yang
dimaksudkan disini merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri-ciri
manusia, tempat dan waktu. Perpaduaan yang seperti ni menghasilkan empat
keadaan masalah kesehatan yakni:
a. Epidemi
Epidemi adalah keadaaan dimana suatu masalah keshatan
(umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang
singkat berbeda dalam frekuensi yang meningkat.
b. Pandemi
Pandemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan
(umumnya penyakit) frekuensinya dalam waktu yang singkat memperlihatkan
peningkatan yang amat tinggi serta penyebaran telah mencakup suatu wilayah yang
amat luas.
c.
Endemi
Endemi adalah suatu keadaaan dimana suatu masalah kesehatan
(umumnya penyakit) frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu
yang lama.
d. Sporadik
Sporadik adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan
(umumnya penyakit) yang ada disuatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah
menurut perubahan waktu.
D. Desain Studi Epidemiologi
Epidemiologi
adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-determinan frekuensi
penyakit dan kesehatan pada populasi manusia. Berikut ini desain penelitian
epidemiologi :
1.
Studi Cross Sectional
Studi cross sectional (potong-lintang) adalah rancangan studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit
dan paparan secara bersamaan pada individu- individu dengan populasi tunggal
pada suatu saat atau periode.
Dalam rancangan studi potong lintang, peneliti
mendapatkan data frekuensi dan karakter penyakit, serta paparan faktor
penelitian pada suatu populasi dan pada satu saat tertentu. Sehingga data yang
dihasilkan adalah prevalensi bukan insiden.
Tujuan studi
cross sectional adalah untuk untuk mengetahui masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah, untuk
mengetahui prevalensi penyakit tertentu di suatu daerah, untuk
memperkirakan adanya hubungan sebab akibat bila penyakit itu mengalami
perubahan yang jelas dan tetap, serta untuk memperoleh hipotesis spesifik yang
akan diuji melalui penelitian analitis.
Adapun
rancangan penelitian Cross Sectional adalah sebagai berikut :
Kelebihan Studi
Cross Sectional:
a.
Studi
observasional atau noneksperimental
b.
Desain
relatif mudah murah, hasil cepat diperoleh
c.
Memiliki
satu kelebihan pokok, yaitu bahwa studi didasarkan pada sampel populasi utama
yang ada (alami) dan tidak bergantung pada individu yang mengajukan diri untuk
mendapatkan perlakuan medis
d.
Dapat
meneliti banyak variabel sekaligus
e.
Jarang
terancam drop out
f.
Dapat
dipakai sebagai dasar penelitian selanjutnya
g.
Tidak
mengalami hambatan etik
h.
Bila
variabel lebih dari 1, data dapat dikumpulkan secara bersamaan
i.
Agar
dapat menggambarkan karakter populasi dengan akurat, maka subjek pada studi
Cross Sectional harus diambil dengan prosedur pengambilan sampel sedemikian
rupa (acak) sehingga diperoleh sampel
yang representative atau mewakili populasi sasaran
Kelemahan Studi Cross Sectional:
a.
Sulit
untuk menentukan sebab akibat krn pengambilan data faktor resiko dan efek
diambil bersamaan
b.
Dibutuhkan
jumlah subyek yang banyak, terutama bila variabel yang dipelajari banyak
c.
Tidak
dapat dijelaskan, mana yang lebih dulu, exposure atau disease
d.
Tidak
menggambarkan perjalanan penyakit, insidensi, maupun prognosis
e.
Mungkin
terjadi bias prevalensi
f.
Tidak
praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang
g.
Kesimpulan
korelasi antara faktor resiko dan efek paling lemah.
Langkah-langkah dalam Studi Cross Sectional adalah:
-
Identifikasi
dan perumusan masalah
-
Menetukan
tujuan penelitian
-
Menentukan
lokasi dan populasi studi
-
Menentukan
cara dan besar sampel
-
Memberikan definisi operasional
-
Menentukan variabel yang akan diukur
-
Menyusun instrument pengumpulan data
-
Rancangan
analisis
Adapun Rumus untuk Studi Cross Sectional
adalah:
-
prevalence
kelompok terpapar (Po) = a/ a+b
-
Prevalence
kelompok tidak terpapar (P1) = c/ c+d
-
Rasio
Prevalence = Po / P1
2.
Studi Case Control
Studi case kontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit dengan
cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status
paparannya.
Ciri-ciri studi kasus kontrol adalah:
-
penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
observasional
-
diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita
-
Terdapat kelompok control
-
Kelompok control harus memliki resiko terpajan oleh
faktor resiko yang sama dengan kelompok kasus
-
Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh faktor
resiko antara kelompok kasus dan kelompok control
-
Tidak mengukur insidensi
Tujuan dari studi kasus kontrol adalah untuk mempelajari hubungan antara
paparan dan penyakit, mempelajari seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya efek, mempelajari kemungkinan ganda penyebab
suatu penyakit, dapat dipelajari sejumlah paparan yang merupakan faktor resiko
potensial terhadap kelompok kasus dan kelompok kontrol. Serta rancangan ini juga berguna jika akan
dilakukan studi terhadap penyakit ang jarang dengan ukuran sampel yang lebih
kecil dibanding studi cohort.
Rancangan Penelitian Case Control :
Kelebihan Studi Case Kontrol adalah :
a.
Terkadang
menjadi satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau yg masa
latennya panjang
b.
Hasil
dapat diperoleh dgn cepat
c.
Biaya
relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien
d.
Memungkinkan
mengidentifikasi berbagai faktor resiko sekaligus dalam satu penelitian
e.
Tidak
mengalami kendala etik
f.
Biasanya dapat mengevaluasi confounding dan
interaksi lebih teliti daripada studi kohort untuk jumlah sampel yang sama,
karena kasus dan kontrol lebih sebanding.
Kelemahan Studi Case Kontrol:
a. Data mengenai pajanan faktor resiko
diperoleh dgn menggunakan daya ingat atau catatan medik, dapat terjadi recall
bias, data sekunder berupa data medik sering kurang akurat
b. Validasi informasi terkadang sukar
diperoleh
c. Sukar meyakinkan kelompok kasus dan
kel kontrol sebanding krn banyaknya faktor eksternal dan sumber bias lainnya yg
sukar dikendalikan
d. Tidak dapat dipakai untuk menentukan
lebih dari satu variabel dependen (hanya berkaitan dengan 1 penyakit atau efek)
e. Tidak dapat dilakukan untuk
penelitian evaluasi hasil pengobatan.
Penelitian terhadap studi case-control dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Menetapkan
pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2.
Menetapkan
variabel penelitian
3.
Menetapkan
subjek penelitian
4.
Melakukan
pengukuran variable
5.
Analisis
hasil
Ukuran / Analisis Studi Case-Control
Analisis data dalam penelitian kasus control dengan
menghitung Odds Ratio (OR), yang merupakan estimasi dari relative Risk.
Odds Ratio = ad : bc
Confidence Interval Odds Ratio = upper
OR ( 1+Z/X )
= lower OR ( 1-
Z/X )
Interpretasi:
OR = 1 faktor resiko bersifat netral
OR>1; Confident Interval (CI)>1 =faktor resiko
menyebabkan sakit
OR<1 confident="" faktr="" interval="" mencegah="" o:p="" resiko="" sakit="">1>
3.
Studi Cohort
Studi cohort
adalah rancangan studi
yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit (outcome) dengan cara
membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan kelompok tak terpapar
berdasarkan status penyakit (outcome) dan mengikuti hingga waktu tertentu.
Ciri-ciri Studi Cohort adalah:
-
Mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau
penyakit
-
Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya
-
Pendekatan waktu secara longitudinal (time-period
approach)
-
Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu
-
Diikuti periode tertentu untuk melihat efek atau
penyakit yang yang diteliti pada kelompok dengan faktor risiko dan pada
kelompok tanpa faktor risiko
-
Hasil analisis digunakan untuk melihat hubungan dan pengaruh
Adapun tujuan
dari studi cohort adalah untuk
menentukan insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti, dan untuk
membedakan pasien terpapar dengan pasien tak terpapar, atau pasien terpapar A
dan terpapar B.
Rancangan Penelitian Cohort :
Kelebihan Studi Cohort adalah :
a. Tepat untuk
mempelajari efek dari eksposure atau paparan yang jarang
b. Dapat
mempelajari beberapa efek dari suatu paparan
c.
Dapat menerangkan “temporal relationship” antara
paparan dan outcome (penyakit)
d.
Dapat menghitung laju insiden dan perjalanan
penyakit
Kelemahan
Studi Cohort adalah :
a.
Membutuhkan biaya yang mahal dan waktu yang lama
b.
Tidak efisien dan tidak praktis untuk mempelajari
penyakit yang langka, kecuali ukuran sampel yang besar dan prevalensi penyakit
pada kelompok terpapar cukup tinggi.
c.
Pada kohort retrospective perlu sumber data yang
lengkap dan handal
d.
Mempunyai risiko untuk “loss to follow up”
Penelitian terhadap studi
cohort dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut:
1.
Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen) dan
resiko (variabel independen) serta variabel-variabel pengendali (variabel
kontrol)
a.
Variabel dependen : frekuensi kasus hipertensi
b.
Variabel independen : Merokok
c.
Variabel pengendali : Umur, pekerjaan dan pengetahuan
2.
Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan
sampel penelitian
3. Mengidentifikasi subjek yang (resiko positif) dari
populasi tersebut, dan mengidentifikasi subjek yang tidak (resiko negatif)
4.
Mengobservasi perkembangan efek pada kelompok
orang-orang yang (resiko positif) dan kelompok orang (kontrol) sampai pada
waktu tertentu
5.
Mengolah dan menganalisis data secara deskriptif dan
analitik.
|