Hidup Ini Indah Bila Kau Selalu Bersyukur

Wednesday, September 12, 2018
Epidemiologi

BAB 4
EPIDEMIOLOGI

A.       Definisi Epidemiologi
  1. WHO (2013)
The study of the distribution and determinants of health-related states or events (including disease) and the application of this study to the control of disease and other health problem.
  1. MacMahon & Pugh (1978)
Ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit pada populasi
  1. Last (1996)
Studi tentang distribusi dan determinan dari kondisi atau kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi ini untuk pengendalian masalah kesehatan.

B.       Batasan Epidemiologi

Jika ditinjau dari asal kata, epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang penduduk Yunani (epi = pada atau tentang, demos = penduduk, logos = ilmu). Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dari batasan yang seperti ini, segera terlihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat tiga hal yang bersifat pokok yakni :
1.           Frekuensi Masalah Kesehatan
Frekuensi yang dimaksudkan di sini menunjukan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia. Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan dengan tepat ada dua hal pokok yang harus dilakukan yakni menemukan masalah kesehatan yang di maksud untuk kemudian di lanjutkan dengan melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut.
2.           Penyebaran Masalah Kesehatan
Yang dimaksud dengan penyebaran masalah kesehatan disini ialah menunjukan kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan banyak macam-macamnya, yang dalam epidemiologi dibedakan atas tiga macam yakni menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut waktu (time).
3.           Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Yang dimaksud dengan faktor-faktor yang mempengaruhi disini ialah menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan atau pun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Untuk ini tiga langkah pokok yang lazim dilakukan yakni merumuskan hipotesa tentang penyebab yang dimaksud, melakukan pengujian terhadap rumusan hipotesa yang telah disusun dan setelah itu menarik kesimpulan terhadapnya. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya dari masalah kesehatan tersebut.

C.       Manfaat Epidemiogi

Apabila epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan dapat dibedakan atas empat macam yakni:
1.           Membantu pekerjaan administrasi kesehatan.
Uraian yang disampaikan pada awal bab ini adalah salah satu contoh dari manfaat epidemiologi dalam administrasi kesehatan, yakni membantu pekerjaan perencanaan (planning) dari pelayanan kesehatan. Kecuali itu epidemiologi juga bermanfaat pada pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluation) suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (penilaian).
2.           Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan.
Uraian yang disampaikan dalam butir tiga dari ruang lingkup epidemiologi adalah contoh dari manfaat epidemiologi dalam menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, dapatlah disusun langkah-langkah penanggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan dan ataupun yang bersifat pengobatan.
3.           Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit.
Salah satu dari masalah kesehatan yang amat penting ialah tentang penyakit. Dengan menggunakan metoda epidemiologi dapatlah diterangkan riwayat alamiah perkembangan suatu penyakit (natural history of disease). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam penggambaran perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan.
Bantuan epidemiologi dalm menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit ialah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekuensi dan penyebaran penyakit, terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, dapatlah diperkirakan perkembanga penyakit tersebut.
4.           Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan.
Karena epidemiologi mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaaan yang dimaksudkan disini merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri-ciri manusia, tempat dan waktu. Perpaduaan yang seperti ni menghasilkan empat keadaan masalah kesehatan yakni:
a.       Epidemi
Epidemi adalah keadaaan dimana suatu masalah keshatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berbeda dalam frekuensi yang meningkat.
b.       Pandemi
Pandemi adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebaran telah mencakup suatu wilayah yang amat luas.
c.        Endemi
Endemi adalah suatu keadaaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
d.       Sporadik
Sporadik adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ada disuatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu.


D.      Desain Studi Epidemiologi

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-determinan frekuensi penyakit dan kesehatan pada populasi manusia. Berikut ini desain penelitian epidemiologi :
1.           Studi Cross Sectional
Studi cross sectional (potong-lintang) adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit dan paparan secara bersamaan pada individu- individu dengan populasi tunggal pada suatu saat atau periode.
Dalam rancangan studi potong lintang, peneliti mendapatkan data frekuensi dan karakter penyakit, serta paparan faktor penelitian pada suatu populasi dan pada satu saat tertentu. Sehingga data yang dihasilkan adalah prevalensi bukan insiden.
Tujuan studi cross sectional adalah untuk untuk mengetahui masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah, untuk mengetahui prevalensi penyakit tertentu  di suatu daerah, untuk memperkirakan adanya hubungan sebab akibat bila penyakit itu mengalami perubahan yang jelas dan tetap, serta untuk memperoleh hipotesis spesifik yang akan diuji melalui penelitian analitis.

Adapun rancangan penelitian Cross Sectional adalah sebagai berikut :

Kelebihan Studi Cross Sectional:
a.           Studi observasional atau noneksperimental
b.           Desain relatif mudah murah, hasil cepat diperoleh
c.            Memiliki satu kelebihan pokok, yaitu bahwa studi didasarkan pada sampel populasi utama yang ada (alami) dan tidak bergantung pada individu yang mengajukan diri untuk mendapatkan perlakuan medis
d.           Dapat meneliti banyak variabel sekaligus
e.           Jarang terancam drop out
f.            Dapat dipakai sebagai dasar penelitian selanjutnya
g.           Tidak mengalami hambatan etik
h.           Bila variabel lebih dari 1, data dapat dikumpulkan secara bersamaan
i.             Agar dapat menggambarkan karakter populasi dengan akurat, maka subjek pada studi Cross Sectional harus diambil dengan prosedur pengambilan sampel sedemikian rupa (acak)  sehingga diperoleh sampel yang representative atau mewakili populasi sasaran
Kelemahan Studi Cross Sectional:
a.           Sulit untuk menentukan sebab akibat krn pengambilan data faktor resiko dan efek diambil bersamaan
b.           Dibutuhkan jumlah subyek yang banyak, terutama bila variabel yang dipelajari banyak
c.           Tidak dapat dijelaskan, mana yang lebih dulu, exposure atau disease
d.           Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidensi, maupun prognosis
e.           Mungkin terjadi bias prevalensi
f.            Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang
g.           Kesimpulan korelasi antara faktor resiko dan efek paling lemah.
Langkah-langkah dalam Studi Cross Sectional adalah:
-              Identifikasi dan perumusan masalah
-              Menetukan tujuan penelitian
-              Menentukan lokasi dan populasi studi
-              Menentukan  cara dan besar sampel
-              Memberikan definisi operasional
-              Menentukan variabel yang akan diukur
-              Menyusun  instrument pengumpulan data
-              Rancangan analisis
                          Adapun Rumus untuk Studi Cross Sectional adalah:
-              prevalence kelompok terpapar (Po) = a/ a+b
-              Prevalence kelompok tidak terpapar (P1) = c/ c+d
-              Rasio Prevalence = Po / P1

2.           Studi Case Control
Studi case kontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya.
Ciri-ciri studi kasus kontrol adalah:
-          penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional
-          diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita
-          Terdapat kelompok control
-          Kelompok control harus memliki resiko terpajan oleh faktor resiko yang sama dengan kelompok kasus
-          Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh faktor resiko antara kelompok kasus dan kelompok control
-          Tidak mengukur insidensi
Tujuan dari studi kasus kontrol adalah untuk mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, mempelajari seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya efek, mempelajari kemungkinan ganda penyebab suatu penyakit, dapat dipelajari sejumlah paparan yang merupakan faktor resiko potensial terhadap kelompok kasus dan kelompok kontrol. Serta rancangan ini juga berguna jika akan dilakukan studi terhadap penyakit ang jarang dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibanding studi cohort.
Rancangan Penelitian Case Control :
                        

Kelebihan Studi Case Kontrol adalah :
a.       Terkadang menjadi satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang atau yg masa latennya panjang
b.       Hasil dapat diperoleh dgn cepat
c.       Biaya relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien
d.       Memungkinkan mengidentifikasi berbagai faktor resiko sekaligus dalam  satu penelitian
e.       Tidak mengalami kendala etik
f.        Biasanya dapat mengevaluasi confounding dan interaksi lebih teliti daripada studi kohort untuk jumlah sampel yang sama, karena kasus dan kontrol lebih sebanding.



Kelemahan Studi Case Kontrol:
a.       Data mengenai pajanan faktor resiko diperoleh dgn menggunakan daya ingat atau catatan medik, dapat terjadi recall bias, data sekunder berupa data medik sering kurang akurat
b.       Validasi informasi terkadang sukar diperoleh
c.       Sukar meyakinkan kelompok kasus dan kel kontrol sebanding krn banyaknya faktor eksternal dan sumber bias lainnya yg sukar dikendalikan
d.       Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen (hanya berkaitan dengan 1 penyakit atau efek)
e.       Tidak dapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil pengobatan.
Penelitian terhadap studi case-control dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.        Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2.        Menetapkan variabel penelitian
3.        Menetapkan subjek penelitian
4.        Melakukan pengukuran variable
5.        Analisis hasil
Ukuran / Analisis Studi Case-Control
Analisis data dalam penelitian kasus control dengan menghitung Odds Ratio (OR), yang merupakan estimasi dari relative Risk.
                             
Odds Ratio = ad : bc
Confidence Interval Odds Ratio = upper OR ( 1+Z/X )
    = lower OR ( 1- Z/X )
Interpretasi:
OR = 1 faktor resiko bersifat netral
OR>1; Confident Interval (CI)>1 =faktor resiko menyebabkan sakit
OR<1 confident="" faktr="" interval="" mencegah="" o:p="" resiko="" sakit="">

3.           Studi Cohort
Studi cohort adalah rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit (outcome) dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan kelompok tak terpapar berdasarkan status penyakit (outcome) dan mengikuti hingga waktu tertentu.
Ciri-ciri Studi Cohort adalah:
-          Mempelajari hubungan faktor risiko dengan efek atau penyakit
-          Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya
-          Pendekatan waktu secara longitudinal (time-period approach)
-          Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu
-          Diikuti periode tertentu untuk melihat efek atau penyakit yang yang diteliti pada kelompok dengan faktor risiko dan pada kelompok tanpa faktor risiko
-          Hasil analisis digunakan untuk melihat hubungan dan pengaruh

Adapun tujuan dari studi cohort adalah untuk menentukan insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti, dan untuk membedakan pasien terpapar dengan pasien tak terpapar, atau pasien terpapar A dan terpapar B.
Rancangan Penelitian Cohort :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLSBgMWRdPcYZ9vjbyrmBc17AMWyxgfE57lBUQgbuszojOxe924rP8tBXn6No65j4vYN2UiyAHWaaNEt_4Joo7jHdYN3wetWSF27FW1ksDqYe5A5eGuwOrG8p_zrvS4g1xikM2/s400/cohort.jpg


 

Kelebihan Studi Cohort adalah :
a.       Tepat untuk mempelajari efek dari eksposure atau paparan yang jarang
b.       Dapat mempelajari beberapa efek dari suatu paparan
c.        Dapat menerangkan “temporal relationship” antara paparan dan outcome (penyakit)
d.       Dapat menghitung laju insiden dan perjalanan penyakit
Kelemahan Studi Cohort adalah :
a.       Membutuhkan biaya yang mahal dan waktu yang lama
b.       Tidak efisien dan tidak praktis untuk mempelajari penyakit yang langka, kecuali ukuran sampel yang besar dan prevalensi penyakit pada kelompok terpapar cukup tinggi.
c.        Pada kohort retrospective perlu sumber data yang lengkap dan handal
d.       Mempunyai risiko untuk “loss to follow up”


Penelitian terhadap studi cohort dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut:
1.       Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen) dan resiko (variabel independen) serta variabel-variabel pengendali (variabel kontrol)
a.       Variabel dependen : frekuensi kasus hipertensi
b.       Variabel independen : Merokok
c.        Variabel pengendali : Umur, pekerjaan dan pengetahuan
2.       Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian
3. Mengidentifikasi subjek yang (resiko positif) dari populasi tersebut, dan mengidentifikasi subjek yang tidak (resiko negatif)
4.       Mengobservasi perkembangan efek pada kelompok orang-orang yang (resiko positif) dan kelompok orang (kontrol) sampai pada waktu tertentu
5.       Mengolah dan menganalisis data secara deskriptif dan analitik.

posted by Adila Prabasiwi @ 12:11 PM   0 comments
Just The Way I am
About Me

Name: Adila Prabasiwi
Home: Depok, West Java, Indonesia
About Me: Saya hanya manusia biasa yang tak sempurna dan kadang salah
See my complete profile
Previous Post
Archives
Asmaul Husna

jam

Kalender


Jadwal Sholat


Kasih Makan Ikan


Tinggalkan Jejakmu

ShoutMix chat widget
My Facebook
Adila Prabasiwi

Create Your Badge
Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER